Sabtu, 27 Juni 2015

ANGKLUNG



ANGKLUNG INDONESIA


Angklung adalah alat musik bambu yang dimainkan dengan cara digetarkan. Suara yang dihasilkan adalah efek dari benturan tabung-tabung bambu yang menyusun instrumen tersebut. Instrumen ini digolongkan ke dalam jenis idiofon atau alat music yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Angklung umumnya dikenal berasal dari daerah Jawa Barat. Sejak November 2010, UNESCO menetapkannya sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia, dengan kategori Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.


Etimologi
Kata angklung konon berasal dari Bahasa Sunda (angkleung-angkleungan), yang menggambarkan gerak tubuh para pemain Angklung yang berayun-ayun seiring irama yang dibunyikan. Namun, ada juga yang meyakini kata angklung berasal dari  klung, tiruan bunyi instrumen bambu tersebut. Sementara satu teori lainnya menyebutkan, kata “angklung” berasal dari Bahasa Bali, yakni angka dan lung. Angka berarti nada, sedangkan lung berarti  patah , atau dengan kata lain, angklung bermakna nada yang tidak lengkap.
Sejarah Angklung
Menurut Dr. Groneman, Angklung telah ada di tanah Nusantara, bahkan sebelum era Hindu. Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan. Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.

Di era Hindu, pada era Kerajaan Sunda, Angklung menjadi instrumen penting dalam berbagai perayaan, terutama yang berkenaan dengan ritus bercocok-tanam, khususnya padi. Di lingkungan Kerajaan Sunda, tercatat sejak abad ke-7, Angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewi Sri (dewi padi/dewi kesuburan), agar Dia melimpahkan berkahnya atas tanaman dan kehidupan masyarakat. Tidak hanya sebagai media penyembahan terhadap dewa-dewi, pada zaman Kerajaan Sunda, Angklung juga merupakan alat musik yang dimainkan sebagai pemacu semangat dalam peperangan, termasuk dalam Perang Bubat, sebagaimana yang diceritakan dalam Kidung Sunda.

Hari ini, Angklung Gubrag merupakan instrument Angklung tertua yang masih terawat. Angklung tersebut dibuat pada abad ke-17 di Jasinga, Bogor. Angklung kuno lainnya yang juga masih bisa dilacak keberadaannya terdapat di Museum Sri Baduga, Bandung. Sementara itu, tradisi Angklung yang paling lawas bisa didapati di lingkungan masyarakat Kanekes (Baduy), tepatnya di daerah Lebak, Banten. Hingga hari ini, mereka masih memfungsikan angklung sebagai mana yang diwariskan para leluhurnya, yakni mengiringi ritus bercocok-tanam.

Pada 1938, Daeng Soetigna, warga Bandung, menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis. Angklung inovasi Daeng Sutigna tersebut berbeda dengan angklung pada umumnya yang berdasarkan tangga nada trradisional pelog atau salendro. Inovasi inilah yang kemudian membuat Angklung dengan leluasa bisa dimainkan harmonis bersama alat-alat musik Barat, bahkan bisa disajikan dalam bentuk orkestra. Sejak saat itu, Angklung semakin menuai popularitas, hingga akhirnya PBB, melalui UNESCO, pada 18 November 2012, mengakuinya sebagai sebuah warisan dunia yang harus dilestarikan. Setelah Daeng Soetigna, salah seorang muridnya, Udjo Ngalagena, meneruskan usaha Sang Guru mempopulerkan Angklung temuannya, dengan jalan mendirikan “Saung Angklung” di daerah Bandung. Hingga hari ini, tempat yang kemudian dikenal sebagai “Saung Angklung Udjo” tersebut masih menjadi pusat kreativitas yang berkenaan dengan Angklung

Jenis-jenis Angklung
  • Angklung Kanekes
Angklung Kanekes adalah Angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Sebagaimana disinggung sebelumnya, tradisi Angklung yang ada pada masyarakat Kanekes ini terbilang kuno, dan tetap dilestarikan sebagaimana fungsi yang dicontohkan leluhur mereka, yakni mengiringi ritus bercocok-tanam (padi). Pada masyarakat  Kanekes, yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Baduy Luar (Kajeroan) dan kelompok Baduy (Luar Kaluaran), yang berhak membuat Angklung hanyalah warga Baduy Jero, itu pun tidak semua orang, melainkan hanya mereka yang menjadi keturunan para pembuat Angklung. Sementara itu, warga Baduy Luar tidak membuat Angklung, melainkan cukup membelinya dari warga Baduy Jero. Nama-nama Angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.
  • Angklung Dogdog Lojor
Kesenian Dogdog Lojor terdapat di lingkungan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, yang mendiami sekitar Gunung Halimun, yang berbatasan dengan wilayah Jakarta, Bogor, dan Lebak. Istilah Dogdog Lojor sendiri sejatinya diambil dari nama salah satu instrumen dalam tradisi ini, yakni Dogdog Lojor. Namun demikian, Angklung juga mendapatkan porsi yang tidak kalah penting di sini, terutama dalam fungsi tradisinya, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan. Dalam kesenian Dogdog Lojor, terdapat 2 intrumen Dogdog Lojor dan 4 instrumen angklung besar.
  • Angklung Badeng
Badeng merupakan kesenian yang menggunakan Angklung sebagai instrument utamanya. Kesenian Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Seiring dengan perkembangan Islam, Kesenian Badeng juga digunakan untuk kepentingan dakwah dan juga hiburan. Namun demikian, diyakini Angklung dalam kesenian Badeng juga memiliki akar tradisi yang sama, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Dalam kesenian Badeng, dimainkan 9 buah Angklung, yakni 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek.
Selain tiga tradisi kesenian Angklung di atas, banyak daerah lain di Jawa Barat yang juga mewarisi tradisi Angklung, sebut saja Angklung Buncis (Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), dan Angklung Bungko (Indramayu).
  • Angklung Padaeng
Angklung Padaeng adalah Angklung yang sekarang banyak dikenal luas, yakni Angklung hasil inovasi Daeng Soetigna, yang menggunakan tangga nada diatonis. Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dikelompokan ke dalam dua, yakni: angklung melodi dan angklung akompanimen. Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar. Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni. Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai dengan akor diatonis. Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa di antaranya adalah: Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.

Teknik Bermain Angklung
Memainkan sebuah angklung pada dasarnya sangat mudah, yakni satu tangan memegang rangka angklung, dan tangan yang lain menggoyangkannya hingga menghasilkan bunyi. Terdapat tiga teknik dasar menggoyangkan angklung, yakni:
  • Kurulung (getar), merupakan teknik yang paling umum dipakai, di mana satu tangan memegang rangka angklung, dan tangan lainnya menggoyangkan angklung selama nada yang diinginkan, hingga tabung-tabung bambu yang ada silih beradu dan menghasilkan bunyi.  
  • Cetok (sentak), yakni teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, yakni teknik yang mirip seperti kurulung, namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar.

Berlatih Angklung

Angklung akan terdengar merdu dan megah jika dimainkan beramai-ramai dengan kompak. Untuk itu, diperlukan persiapan dan latihan yang cukup panjang, dipimpin pelatih yang cukup punya pemahaman musik umum maupun angklung. Tahap-tahap persiapannya adalah:
  1. Pilih lagu dengan aransemennya. Lagu yang cocok dimainkan dengan angklung umumnya yang berirama riang, dan jika bisa ada bagian yang rancak, sehingga bisa diimprovisasi dengan teknik centok. Lagu ini kemudian perlu diaransemen khusus untuk angklung, dengan memiliki beberapa suara. Untuk latihan, aransemen ini kemudian ditulis di kertas yang besar (biasanya dalam notasi not angka).
  2. Siapkan unit angklung sesuai aransemen. Dari aransemen angklung, bisa diketahui berapa angklung yang diperlukan berdasar rentang nada lagu dan keseimbangan intonasinya.
  3. Kumpulkan pemain dan distribusikan angklung kepada mereka. Jika ada pemain yang memegang banyak angklung, harus diperhatikan agar si pemain tersebut tidak akan pernah memainkan dua angklung pada saat bersamaan. Untuk itu biasanya dipakai tabel tonjur.
  4. Pemanasan. Sebelum berlatih, sebaiknya lemaskan dulu kaki dan tangan, lalu lakukan gerakan-gerakan dasar untuk kurulung maupun centok bersama-sama.
  5. Mempelajari lagu. Bersama-sama, pelajari dan telusuri alur lagu, mana bait-bait dan chorus yang harus diulang. Perlahan-lahan mainkan lagu ini dibawah pimpinan konduktor. Disarankan agar selama latihan awal semua nada di-centok saja, jangan dikurulung dulu.
  6. Menghafal not. Perlahan-lahan para pemain diminta menghafal not-not lagu dan bagian permainannya.
  7. Meningkatkan teknik. Ini tahap polesan akhir, dimana konduktor bisa mulai memimpin dengan menekankan keserempakan permainan, dinamika, maupun penjiwaan.
  8. Koreografi. Jika akan tampil dipentas, bisa mulai dipikirkan improvisasi agar para pemain melakukan gerakan yang menarik, tidak berdiri kaku terus menerus.

Angklung interaktif

Angklung interaktif adalah kegiatan dimana seorang konduktor mengajak banyak orang, yang umumnya awam, untuk bermain angklung beramai-ramai . Kegiatan ini bisa dilakukan di tempat pariwisata atau acara ramah tamah. Pada para peserta akan dibagikan angklung-angklung yang sudah diberi nomor sesuai nadanya. Lalu, sang konduktor akan memimpin, biasanya dengan cara:
  1. Konduktor membuka satu layar besar bertuliskan lagu dalam not angka, lalu mengajak para peserta memainkan angklung yang tepat dengan menunjuk nada pada layar.
  2. Konduktor mengajarkan isyarat tangan untuk nada-nada tertentu pada penonton, kemudian memimpin suatu lagu dengan memberikan isyarat yang tepat secara berurutan untuk diikuti para peserta. Isyarat tangan ini di-adaptasi oleh Mang Udjo, berdasar isyarat yang dikembangkan oleh John Curwen.
  3. Sebelumnya, Pak Daeng Soetigna menggunakan isyarat gambar binatang untuk melatih anak-anak TK.
Isyarat angklung sarinande.png

Modernisasi angklung

Secara esensial, angklung adalah alat musik bambu yang dimainkan dengan digetar. Hal tersebut tidak boleh diubah. Meski demikian, berbagai upaya kreatif untuk memodernisasinya terus berlangsung, seperti:
  • Angklung elektrik karya Agus Suhardiman 
  • Angklung otomatis, Tugas akhir Kadek Kertayasa di STIKOM Surabaya
  • Tra-digi, angklung robot yang dikontrol oleh i-pod, ciptaan Hasim Ghozali.
  • Klungbot, robot angklung yang mula-mula dikreasi oleh Krisna Diastama dan Karismanto Rahmadika , kemudian dilanjutkan oleh Eko Mursito Budi.

Sumber : Wikipedia :)

Contoh Laporan Kunjungan



LAPORAN KUNJUNGAN
MENGENAL SEJARAH KOTA BOGOR
DI GEDUNG KEMUNING GADING





                                                  Oleh :
- Herdi                               (10-2)
- Zenny Rotua Lestari       (10-1)





YAYASAN DHARMA SETIA KOSGORO
SMA KOSGORO KOTA BOGOR
Jl. Pajajaran No.217 A Bogor 16153 Jawa Barat, Telp./Fax. (0251) 8312505 Website : sma-kosgoro.sch.id – email : info@sma-kosgoro.sch.id



Halaman Pengesahan

Karya Tulis Ini Telah Disetujui Oleh Guru Pembimbing dan Disahkan Oleh
Kepala Sekolah

Pada Tanggal    Juni 2015


Guru Pembimbing



Nita Putrianingsih S.Pd





Mengesahkan,


Kepala sekolah SMA Kosgoro



                                                  Drs. Tri Atmojo, M.Pd




Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun laporan kunjungan ini dengan baik.Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi gedung Kemuning Gading untuk menonton dan melihat penjelasan tentang sejarah kota Bogor.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pendidikan kota Bogor dan Pemerintah kota Bogor karna telah meyelenggarakan acara perdana menonton film sejarah kota Bogor di gedung Kemuning Gading yang memberi pengetahuan pada kami dan menambah rasa takjub dan kagum kami kepada perkembangan kota Bogor dari dulu hingga saat ini yang sangat pesat. Tak luput pula ucapan terimakasih kepada Kepala Sekolah dan guru pembimbing kami yang telah memberi kami kesempatan untuk melihat dan mendengar secara langsung dari saksi hidup tetang sejarah kota Bogor. Itu adalah pengalaman pertama dan sangat berhaga untuk kami.
Laporan kunjungan ini telah kami lengkapi dengan informasi dari film sejarah tersebut dan penjelasan Mc.
Laporan kunjungan yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan. Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan laporan kunjungan ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis ini.
            Semoga karya tulis sederhana ini, dapat bermanfaat bagi para pembacanya.



                                                                                           Bogor, 5 Juni 2015
                                                                                                           Hormat kami,


                                                                                                               Penyusun


Daftar Isi
Lembar pengesahan
i
Kata pengantar
1
Daftar isi
2
Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang
3
B. Rumusan masalah
3
C. Tujuan 
3
D. Manfaat
3
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
3


Bab II Pembahasan

A.    Film Sejarah kota Bogor
2


Bab III Penutup

A. Kesimpulan
5
B. Saran
5
Lampiran Foto Kegiatan
6
Daftar pustaka
6



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Sebelum menjadi seperti sekarang ini Bogor telah banyak melakukan perubahan dari tahun ke tahun masa ke masa. Terbentuknya Bogor adalah peristiwa penting untuk kita karna kita bisa menikmati kota Bogor sekarang karna perubahan yang terjadi di masa lalu.
            Kaun muda yang tinggal di Bogor perlu mengetahui sejarah Bogor dari awal belum menjadi apa-apa hingga sekarang ini yang dapat kita nikmati. Dari awalnya kerajaan hingga muncul bebagai macam peristiwa.

B. Rumusan Masalah
 1. Sistem pemerintahan apa yang ada di Bogor waktu zaman dahulu?
             2. Siapa saja yang pernah memerintah di Bogor?
             3. Bagaimana sejarah terbentuknya Bogor seperti sekarang ini?

C. Tujuan
1. Mengetahui pemerintahan yang dilaksanakan di Bogor waktu zaman dahulu.
2. Mengenal orang-orang yang penah memerintah di Bogor.
3. Menegatahui dan mengenal sejarah terbentuknya Bogor seperti sekarang ini.

D. Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
A.      Penulis :
1.      Menambah wawasan siswa.
2.      Menggali potensi siswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu perkembangan sejarah Bogor.
3.      Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan daerah tempat ia tingga;.
4.      Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME.
B.      Pembaca :
1.      Penulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan  masyarakat tentang sejarah.
2.      Dapat membuka kepedulian masyarakat tentang Bogor dan cara menjaga warisan sejarah Bogor.
E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat          :    Gedung Kemuning Gading
Waktu           :    Rabu, 8 April 2015


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Film Sejarah kota Bogor
           Film sejarah kota Bogor ini di rangkai dalam bentuk animasi kerajaan tapi dibuat seperti ada yang bercerita bukan berkomunikasi antar pelaku. Dengan menerangkan berbagai aspek kejadian berdasarkan urutan waktu sampai Bogor menjadi seperti sekarang dan di selingi oleh puisi, alunan musik tradisional dan nyanyian sinden. Dari film itu kami mengetahui bahwa sejarah Bogor adalah sebagai berikut:
Bogor sejarahnya dianggap membawa peranan dua kerajaan sekaligus yakni kerajaan Taruma Negara dan kerajaan Pakuan Pajajaran.
1) Kerajaan Taruma Negara
            Kerajaan Taruma Negara berada di wilayah Bekasi. Dengan masa kejayaan kerajaan Taruma Negara adalah pada tahun 395 sampai 434 M.
            Pusat pemerintahan kerajaan Taruma Negara berada di utara bahkan di dekat daerah pesisir akan tetapi prasarti taruma negara banyak terdapat di wilayah Bogor yang jauh dari pantai diantaranya adalah sebagai berikut:
·         Prasasti Ciampea
·         Prasasti Kebon Kopi atau Tapak Jaya
            Hal ini berarti wilayah Bogor sejak zaman dahulu memiliki peranan penting dalam perkembangan sejarah Taruma Negara yang kini menjadi sejarah nasional Indonesia.
2) Kerajaan Pakuan Pajajaran
            Kerajaan Pakuan Pajajaran adalah gabungan dari kerajaan Galuh timur dengan Pasundan di barat yang pernah berdiri pada tahun 1030-1579 M di wilayah barat pulau Jawa.
            Raja pertama yang memimpin kerajaan Pakuan Pajajaran adalah Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang telah membuat Pakuan Pajajaran menjadi negri makmur dan jaya. Pakuan menjadi kota terpadat ke-2 dan iya membangun parit-parit pertahanan, peranda kota, dan lain-lain selama masa pemerintahannya yakni selama 39 tahun.
            Setelah Prabu Siliwangi meninggal dunia tahta kerajaan jatuh kepada putranya Surawisesa Jaya Perkosa (1521-1536 M) yang membuat ukiran dalam sebuah batu yang bercerita tentang kejayaan ayahnya Prabu Siliwangi yang sekarang dikenal dengan nama prasasti batu tulis yang diperkirakan ada pada tahun 1533 M.
        Setelah itu Pakuan Pajajaran diperintahkan oleh 4 orang raja lagi yakni Ratu Dewata (1535 – 1543 M),Ratu Sakti (1543 – 1551 M), Ratu Nilakendra (1551-1567 M), dan  Raga Mulya (1567 – 1579 M) yang merupakan raja terakhir dan akhirnya Pakuan Pajajaranpun hancur.
        Pakuan Pajajaran hancur, rata dengan tanah, pada tahun 1579 M akibat serangan pecahan kerajaan Sunda, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.
              Seratus tahun berlalu ada sebuah hutan yang di sebut hutan keramat. Hutan tersebut menarik perhatian para kompeni untuk meneliti hutan tersebut.         
              Penelitian pertama pada tahun 1867 dilakukan tim yang dipimpin oleh Scipio untuk meneliti di kawasan hutan yang diapit oleh Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung yang konon merupakan daerah yang dekat dengan kraton siliwangi. Sampai tahun 1709 M penelitian terus berlangsung oleh tim Adolf Winkler (1690) dan Abraham van Riebeeck (1703, 1704, 1709) walau tidak ditemukan kepastian nyata adanya sebuah keraton kerajaan tapi ada beberapa penemuan penting seperti batu berukir, patung, jalan batu, parit pertahanan, bekas gerbang serta pernak pernik yang dikeramatkan di tempat tertentu cukup memberi indikasi bahwa disitu pernah berdiri sebuah kerajaan yakni Kraton Kerajaan Pakuan Pajajaran.
              Setelah diteliti oleh beberapa tim ekspedisi pihak komponi Belanda akhirnya mengubah hutan tersebut menjadi beberapa kampung permukimam. Pembukaan hutan tersebut untuk menjadi kampung dipimpin oleh seorang yang berdarah sunda berasal dari Sumedang. Pada Tahun 1701 M berhasil membangun sebuah kampung yang disebut kampung baru. Selanjutnya Ia membuat beberapa kampung langi disekitarnya seperti Bantar Jati, Cimapar, dan lain-lain dengan Kampung Baru menjadi pusat pemerintahan kampung-kampung disekitarnya. Kampung Barupun diperkirakan menjadi cikal bakal kota dan kabupaten Bogor.
Bogor waktu itu sangat indah hingga orang Belanda banyak berada di Bogor sekedar untuk beristirahat. Bogor mempunyai udara sejuk, tanah subur dan kekayaan alam melimpah.
       Pada Tahun 1745 seorang Belanda membangun tempat peristirahatan yang di beri nama Buitenzorg yang berarti tanah tentram. Pada orang Belanda nama Buitenzorg dipakai untuk menyebut nama Bogor.
       Seteleh itu kota Bogor terus mengalami kemajuan contoh dri gambar berikut :

Seperti Tugu Kujang yang mengalami peribahan yang sangat signifikat tempat-tempat lainpun mengalami perubahan yang sama sehingga Bogor menjadi seperti sekarang ini.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
          Dari pembahasan tadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa :
·         Bogor pada zaman dahulu menganut sistem pemerintahan Keraton Kerajaan sehingga dipimpin oleh seorang raja dan dahulu Bogor adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
·     Wilayah Bogor sejak zaman dahulu memiliki peranan penting dalam perkembangan sejarah Taruma Negara yang kini menjadi sejarah nasional Indonesia.
·         Raja-raja yang pernah memerintah diwilayah Bogor adalah Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), Surawisesa (1521 – 1535), Ratu Dewata (1535 – 1543), Ratu Sakti (1543 – 1551), Ratu Nilakendra (1551-1567), Raga Mulya (1567 – 1579).
·         Pakuan Pajajaran mengalami kehancuran tahun 1567 setelah diserang oleh pecahan kejarajaan sunda, Kesultanan Banten.
·         Pada tahun 1867 sampai 1709 M penelitian oleh pihak koloni dilakukan di wilayah hutan larangngan yang diduga wilayah Pakuan Pajajaran yang dilakukan oleh 3 tim dan menemukan hasil peninggalan-peninggalan kerajaan Pakuan Pajajaran yang dikeramatkan di daerah tertantu.
·         Pada 1701 M wilayah hutan diubah menjadi permukiman penduduk oleh seorang sunda yang tinggal di Bekasi.
·         Belanda mengenal Bogor dengan nama Buitenzorg yang berarti tanah tentram.
·         Bogorpun terus mengalami perubahan yang signifikat sehingga tercimpatalah Bogor sekarang ini yang kita cintai.
B. Saran dan Kritik
          Dari yang kami saksikan kami  pendapat kami filmnya sudah bagus  tetapi alangkah lebih baiknya jika filmnya dibuat dialog antar tokoh agar para penonton semakin tertarik dengan informasi yang ada  suara latar atau pendukung sebaiknya lebih kecil lagi jika dalam bentuk pembacaan narasi agar informasi yang disampaikan lebih jelas terdengar.




        LAMPIRAN FOTO PELAKSANAAN





DAFTAR PUSTAKA
1.      Animasi Film Sejarah Bogor pemutaran perdana